Wednesday, July 21, 2010

Memulai Kembali

Lama blog ini tidak tersentuh. Dan hari ini akan aku mulai kembali untuk menuliskan segala fikiran dan cita-cita. Banyak hal yang tertunda karena satu keinginan. Keinginan yang sama dengan apa yang pernah kutulis saat pertama kali menulis dalam blog ini. Sebuah keinginan agar perusahaan kami - sebuah BUMN - dapat bangkit kembali, berjaya kembali. Tidak hanya bagi karyawannya, tapi juga bagi negara ini.

Itulah kenapa kemudian banyak rencana yang tertunda, banyak keinginan yang menjadi nomor kesekian. Pun dengan keinginan untuk serius belajar menulis dan menyusun sebuah buku. Buku tentang dunia yang aku cintai. Mungkin beberapa paragraf tulisan di blog ini akan menjadi awalnya. :) Setelah e-book yang aku baca. "Jika kamu ingin menjadi penulis, maka tulislah fikiranmu. Menulislah setiap hari. Jangan hiraukan banyak atau sedikit, bagus atau tidak. Menulislah"

Maka aku tuliskan 2 paragraf ini sebagai sebentuk keinginan bahwa aku akan menulis dan Insya Allah akan menulis...apa yang ingin aku tuliskan. Sehingga dia bisa Anda baca.

Bandung, 21 Juli 2010

Thursday, December 04, 2008

Khasiat Daun Pepaya bagi Demam Berdarah

3.12.2008 adalah malam pertama saya menginap di RS. Seumur-umur baru kali ini. Belum pernah sebelumnya, baik di rawat maupun menunggui. Alhamdulillah.

21:30 saat melangkah memasuki gedung perawatan yang telah sepi, ada suasana sedih yang lain. Kebayang suasana hati orang-orang yang keluarganya tengah di rawat disini. Meski hanya akan menunggui teman baik, namun rasa itu lekat dalam hatiku. Namun sebegitu sampai di kamar perawatan, suasana itu hilang. Temanku adalah orang yang sangat -- sangat optimis. Kami selalu berbagi semangat dan dukungan dalam menghadapi kesusahan maupun kesenangan. Cinta yang diliputi persaudaraan selalu memenuhi hati kami.

4.12.2008 jam 04.30 sehabis Tahajud dan Subuh, kami saling cerita tentang penyakit dan obat. Aku mendapatkan ilmu baru tentang khasiat daun pepaya untuk demam berdarah. Menurut herbalist kami, daun pepaya dapat menaikkan trombosit cukup cepat. Ini cara mendapatkan manfaatnya :

"Ambil 5 lembar daun pepaya. Rebus air dalam jumlah yang cukup sampa mendidih. Matikan apinya, lalu diamkan selama 10 menit. Masukkan daun pepaya dan rendam selama 8 menit. Buang air rendaman tadi. Peras daun pepaya. Air perasan inilah yang diminum secara teratur. pagi dan sore, masing-masing 1/4 gelas aja. Pastikan bahwa hitungan waktu yang digunakan secara tepat, tidak lebih tidak kurang - 10 menit untuk mendiamkan air dan 8 menit untuk merendam daun pepaya. Jika lebih atau kurang 1 menit saja, hasilnya akan berbeda"

Rasanya? Lumayan sih, bisa membuat kita jadi nneg banget. Tapi namanya juga obat kan?

Bandung 4.12.2008 (mau ke rs lagi...)

Saturday, October 11, 2008



EKSTRAK KUNIR PUTIH dan KUNIR HITAM


Testimoni di atas adalah dari seorang teman baik saya di kantor. Manfaat yang sama juga sudah saya dan beberapa teman kantor rasakan. Umumnya untuk penyembuhan kista di ovarioum, payudara, maupun beberapa keluhan yang umum pada perempuan.

Itulah manfaat yang kami rasakan setelah mengkonsumsi ekstrak kunir putih (curcuma zedoaria), kunir hitam (curcuma amada) dan mengkudu (yang dikemas dalam kapsul sehingga sangat praktis di konsumsi) secara teratur. Ekstrak ini diproduksi oleh Bapak Jonathan Suhirman (Merk : LANDORA) dan telah mendapat izin dari Depkes RI. SP No. 1152/10.01/2001

Tidak hanya untuk keluhan-keluhan seperti tumor, kista, dan keluhan perempuan umumnya, ekstrak kunir-kuniran dan temulawak + mengkudu yang diproduksi oleh LANDORA ini juga bisa digunakan untuk menyembuhkan Hepatitis, Sirosis, paru-paru, beberapa sel kanker, peradangan pada ginjal, darah tinggi, serta untuk kecantikan (menghaluskan kulit, mencegah jerawat).

Mengkonsumsinya sangat mudah, mematuhi pantangan (yang tidak banyak jumlahnya) dan diperlukan keyakinan dan ketekunan dalam berobat. Insya Allah. Bila kawan-kawan berniat untuk mendapatkan LANDORA, silahkan hubungi saya di mutiara_9@yahoo.com atau adri@inti.co.id telp. 022-70941408 atau 08122385694 ; saya akan membantu memesankan atau menghubungkan kawan-kawan dengan Bapak Jonathan. Saya berbagi cerita ini karena kami sudah merasakan manfaatnya (bahkan di dukung oleh dokter kantor kami) dan ingin berbagi mungkin teman-teman memerlukan.

Salam,

Yanti





Friday, March 14, 2008

Mendukung UKM Merancang Program Corporate Social Responsibility

Oleh : Adri Yanti Rivai


Semangat dan kesadaran perusahaan untuk menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin besar. Konsep CSR bukan lagi sekedar isu penting, tetapi menjadi bagian dari strategi bisnis. Sedemikian strategisnya, sehingga beberapa tahun belakangan banyak diselenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan CSR. Mulai dari seminar sampai pembentukan forum korporasi untuk pengembangan masyarakat..

Astra, Unilever, General Electric, Indofood, Newmont, dan Citibank dan beberapa perusahaan lainnya menyisihkan dana dan merancangkan program CSR sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Bagi perusahaan besar atau multinasional seperti itu meyediakan dana, merancang dan melaksanakan program CSR tentu bukan masalah. Bagaimana dengan perusahaan skala kecil dan menengah yang juga memiliki keinginan untuk melaksanakan kegiatan CSR?

Perusahaan berskala kecil dan menengah (UKM) atau bahkan kalangan profesional yang mandiri seperti dokter, pengacara, konsultan manajemen dan sebagainya tentu dapat melakukan kegiatan CSR. Dengan keterbatasan-keterbatasan yang mereka miliki; sumber daya manusia (mungkin juga keterampilan dan keahlian SDM) yang terbatas, modal kapital yang tidak besar, dan kemampauan manajerial yang juga terbatas, bagaimana mereka dapat berkomitmen untuk dapat memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitar perusahaan dan masyarakat secara umum?
Sejalan dengan definisinya sebagai sebuah pendekatan bagi perusahaan untuk mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan stakeholders (pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, komunitas, pemerintah dan kompetitor); UKM perlu memikirkan strategi program SCR secara tepat. Sehingga mempunyai dampak yang signifikan bagi masyarakat dan bagi perusahaan.
Berkaca pada kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, UKM tentu tidak perlu terjebak pada pemikiran dan bentuk kegiatan-kegiatan CSR yang memerlukan sumber daya dan dana yang besar. Yang diperlukan adalah strategi program yang dapat memberikan kontribusi pada pembangunan dan pengembangan masyarakat secara berkelanjutan di seluruh negeri ini dan sesuai dengan kemampuan perusahaan. UKM dapat memilih program-program yang sejalan dengan bidang usahanya sehingga perusahaan tidak perlu secara khusus mengalokasikan dana yang besar. Perusahaan dapat mengarahkan sumber daya yang ada. Perusahaan juga dapat mendorong karyawan dengan keahlian dan keterampilan yang mereka miliki untuk terlibat secara aktif sebagai pelaksana program atau sebagai sukarelawan (volunteer). Perlu dipikirkan agar dampak positif dari program-program yang dilaksanakan haruslah berkelanjutan (sustainable) dan mendorong kemandirian masyarakat. Sehingga dapat menjamin perubahan yang telah berjalan, dapat terus dirasakan dan berkembang di tengah masyarakat meskipun perusahaan tidak lagi terlibat dalam kegiatan tersebut.
Bersama dalam Forum atau Konsorsium
Mendukung atau bergabung dalam suatu forum atau konsorsium adalah salah satu model CSR yang dapat diterapkan oleh perusahaan skala kecil dan menengah. Perusahaan turut bergabung dalam forum / asosiasi atau turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dalam suatu forum atau konsorsium, program yang dilakukan bisa lebih mengarah kepada pengembangan masyarakat (community development) karena sumber daya untuk pelaksanaan program dapat ditangani secara bersama-sama. Jadi tidak hanya bersifat karikatif (charity) semata.

Proyek Universal Service Obligation (USO) sebenarnya merupakan sebuah contoh program CSR yang baik. Dana yang diperlukan untuk pembangunan jaringan telepon pedesaan ini diambil dari 0.75% keuntungan perusahaan yang bergerak di bidang informasi dan telekomunikasi. Dana ini nantinya akan dikelola oleh sebuah Badan Layanan Usaha, sedangkan pelaksanaan pembangunannya akan diserahkan kepada perusahaan yang mampu menyediakan layanan telekomunikasi dengan biaya murah. Think Tank-nya adalah Kelompok Kerja USO dari Masyarakat Telekomunika (Mastel). Sebuah kerjasama dengan peran masing-masing pihak untuk mewujudkan sarana telekomunikasi bagi masyarakat di daerah terpencil
Atau, perusahaan-perusahaan besar dapat menggandeng UKM dalam cluster bisnis yang sama untuk bersama-sama menjalankan kegiatan SCR yang telah dirancang. Sehingga program dapat menjangkau lebih banyak sasaran. Terutama daerah-daerah terpencil yang sangat memerlukan pengembangan dan pemberdayaan. Bentuk ini bisa dijalankan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki jaringan distribusi. Misalnya perusahaan air mineral, bisa melibatkan seluruh distributornya di seluruh Indonesia untuk melakukan program yang terkait dengan upaya penyediaan sarana air bersih dan pelestarian sumber daya air. Atau perusahaan ritel besar dengan seluruh UKM pemasok dan mitra bisnisnya di daerah-daerah untuk melaksanakan sebuah program yang komprehensif. Masing-masing mengambil peran dan tanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan kemampuannya
Dalam kebersamaan ini tentunya program yang akan dilaksanakan dapat difokuskan pada masalah-masalah yang benar-benar memerlukan perhatian khusus seperti pengembangan pendidikan, kesehatan, saranan dan prasarana umum, pemberdayaan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, pengembangan remaja, pelestarian lingkungan dan sumber daya alam, pencegahan dan penanggulangan bencana, dan masih banyak yang lainnya.
Ketika kita sadari bahwa negara tidak mampu secara sendiri menyediakan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat, perusahaan dalam segala skala usaha bisa tampil mengambil alih sebagian peran dan tanggungjawab itu. Pemerintah tinggal membangun kesadaran dan mendorong pelaksanaannya secara konsisten. Salah satunya mungkin dengan pemberian insentif dari negara, yang sangat diperlukan terutama bagi perusahaan skala kecil dan menengah. Sehingga tanggung jawab sosial perusahaan ini benar-benar menjadi sesuatu yang baik dan menarik untuk dilakukan. [Bdg]

Tuesday, March 04, 2008


MUNGKIN KITA LUPA


Masih agak pagi, namun perempatan Buah Batu - BKR sudah cukup rame. Sampai disana, saya mesti berhenti karena lampunya merah. Dua orang polisi lalu lintas sedang bertugas disana, dalam dua jalur yang berbeda. Memunggungi aku dalam jarak 5 meter, cukup jelas untuk melihat gerakan tangannya dalam mengarahkan lalu lintas. Punggung tangan yang legam namun dengan gerakan yang lincah, ditimpali dengan bunyi peluit yang tak berhenti. Lampu hijau menyala untuk jalurku, namun Bapak Polisi Kita masih tetap mengarahkan agar kendaraan pada jalur yang di depanku tetap bergerak....jadi kami harus menunggu lagi. Tangan legam dan kekar itu masih tetap bergerak lincah tanpa lelah. Tiba-tiba dalam hatiku...mengalir sesuatu yang lain...gerakan tangan itu menjelma menjadi sebuah tarian yang indah di mataku....dan seuntai doa meluncur dari kedalaman.....Ya Allah, rahmati mereka yang telah bersusah payah untuk kami...agar perjalanan kami senantiasa lancar....agar keadaan kami bisa aman. Sayangi mereka dan keluarga mereka...berikan rezeki yang cukup dan berkat....berikan mereka segala kebaikan.

Entah mengapa...saat ini aku memandang mereka dengan rasa yang berbeda. Ingin menangis rasanya (sentimentil ya? :)

Yah...selama ini kita mungkin lebih banyak mencaci-maki dan memojokkan mereka dengan komentar yang keluarganya pasti tak pernah ingin mendengarkan. Mungkin kita tak pernah peduli dengan kondisi mereka...tak peduli dengan susah payah mereka dalam terik matahari dan dinginnya hujan. Kita tahunya pengen lancar...aman....dan jangan "dirampok". Padahal mungkin sebagian dari kondisi mereka turut diciptakan dan dimungkinkan oleh kita. Karena dalam kondisi yang bahkan terbukti benar-benar bersalahpun kita masih coba nawar sidang di tempat....dalam keadaan macetpun kita masih mengumpat-ngumpati mereka...padahal kitanya yang tak mau sabar untuk bergerak dengan teratur.

Seseorang mengajarkanku untuk belajar melihat sesuatu dari sudut yang berbeda....berdoa untuk kebaikan....kebaikan yang akan mendatangkan kebaikan....dan aku ingin menangis karenanya.Karena aku lupa mengucapkan terima kasih untuk mereka...senyum untuk mereka....

Betapa mereka sebenarnya telah banyak membantu kita. Doa kita, senyum kita dan dukungan kita untuk mereka....Polisi kita...mungkin akan banyak menbantu dan mendukung mereka dalam melakukan perubahan.....SEMOGA

Yanti - 03.02.2008

Saturday, February 23, 2008


BERBUAT BAIK TINGKATKAN ANTIBODI

(Sumber : Tabloid Senior No. 388 tahun 2006, dengan beberapa tambahan dari re-writer)


Perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas (tanpa pamrih), tidak hanya berefek positif bagi orang yang menerima kebaikan itu, tetapi juga akan meningkatkan kesehatan pelakuknya. Mungkin kita pernah merasa puas atau luar biasa bahagia saat bantuan kita bermanfaat bagi si penerima. Dengan kata lain kita juga sangat bahagia saat seseorang merasakan kebahagiaan atas pertolongan kita.

Barangkali itulah alasan kenapa banyak orang melakukannya meski terkadang pertolongan itu hanya bisa membantu seseorang dalam satu periode waktu saja. Artinya, bantuan itu belum mampu memberdayakan si penerima untuk mampu mengusahakan sendiri kesejahteraannya. Misalnya, ketika kita memberikan uang Rp. 1000,- atau mungkin hanya Rp.200,- kepada anak peminta-minta di perempatan jalan. Tentu saja uang itu akan habis dalam tempo singkat karena kebutuhan dan keinginan anak-anak itu juga banyak seperti kita.

Alasan yang sama (ingin bahagia juga) juga besar kemungkinan kita temukan ketika bencana besar melanda Aceh, Nias, Jogja, Nabire serta tempat-tempat lain. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, begitu banyak sumbangan datang ke daerah-daerah bencana. Meski kerap juga diselipi pamrih tersembunyi, pada dasarnya membiasakan diri memberikan sedekah, bantuan, berbuat baik kepada siapa saja merupakan bagian hidup kita dan seolah-olah menjadi kebutuhan. Tentu saja hal ini positif, terkait dengan sifat pengasih.

Dalam salah satu khotbah menyambut Ramadhan, Nabi saw menyampaikan, “Bersedekahlah pada fakir miskin di antara kalian, muliakan orang-orang besar kalian, sayangi orang-orang kecil kalian, sambungkan persaudaraanmu, jaga lidah kamu…lindungi dirimu dari api neraka walaupun dengan sebutir kurma; lindungi dirimu dari neraka walaupun dengan seteguk air.” (Mafatih al-Jinan 273)

Kata sedekah berasal dari asal kata shadaqah. Kata ini dengan berbagai derivasinya berarti ketulusan, persahabatan, pembuktian, keabsahan, kepercayaan, kriteria atau ukuran. Bersedekah bukan hanya memasukkan uang recehan ke dalam kotak amal jariah di surau. Rasul saw memberikan beberapa contoh sedekah: ”kau tersenyum ketika berjumpa dengan sahabatmu, kauambilkan air buat orang lain, kautunjuki jalan orang yang sesat, kausingkirkan duri dari pinggir jalan, kaubimbing orang yang buta, kauhibur orang yang menderita dan sebagainya”.


Baru Belajar
Dalam sebuah wawancara Dr. Howard C. Cutler, MD. (seorang psikiater dari Phoenix Amerika Serikat), tokoh spiritual Tibet Dalai Lama menuturkan bahwa sifat pengasih secara kasar dapat didefinisikan sebagai sikap mental yang tidak mengandung kekerasan, tak mengandung bahaya dan tidak agresif. Sikap mental ini didasarkan pada keinginan agar orang lain dibebeaskan dari penderitaan dan dikaitkan dengan satu rasa komitmen, tanggung jawab, dan sikap hormat kepada orang lain.

Namun, ketika kita berbicara mengenai sifat pengasih, kerap ada bahaya mencampurkan sifat pengasih ini dengan keterikatan. Kita harus membedakan antara cinta atau rasa kasihan. Ada sikap kasih yang diwarnai keterikatan atau pamrih, misalnya karena ingin dikenal sebagai orang baik, bingung cara menghabiskan uang, keinginan untuk mengendalikan atau menyayangi seseorang agar orang itu balas menyayangi kita. Kasih serupa itu jelas tidak utuh dan melenceng dari makna sejati. Relasi yang didasarkan pada pada kasih seperti ini tidak akan stabil dan bakal menjurus kepada keterikatan emosional. Begitu ada perubahan sedikit, rasa kasih itu akan menguap. Kasih sayang sejati di dasarkan pada pola pikir bahwa semua orang mempunyai hasrat bawaan untuk bahagia dan mengatasi penderitaannya seperti saya. Jadi kasih sejati tidak peduli apakah orang yang kita tolong itu teman atau musuh.

Untuk bisa berbuat baik, melakukan tindakan kasih perlu ada upaya. Perlu pembiasaan diri. Itu artinya mencintaipun perlu dibiasakan. “Kita ini manusia yang sedang belajar mencintai”, ujar Dalai Lama. Sekarang tinggal keputusan kita. Mau mengembangkannya atau tidak.

Dialiri Gairah.
Beberapa tahun belakangan ini ada beberapa penelitian yang mendukung gagasan bahwa mengembangkan sikap kasih dan peduli akan kesejahteraan orang lain (doing good – berbuat baik) berdampak positif pada kesehatan, baik fisik maupun emosi pelakunya.

Salah satu penelitian mengenai altruisme yang cukup lengkap dilakukan oleh Allan Luks dan didokumentasikan dalam buku The Healing Power of Doing Good: The Health and Spiritual Benefits of Helping Others, yang terbit tahun 1991. Luks adalah mantan direktur eksekutif The Institute of The Advancement of Health dan direktur eksekutif Big Brothers Big Sisters of New York City. Penelitian Luks melibatkan lebih dari 3.000 sukarelawan dari segala umur di lebih dari 20 organisasi tersebar di Amerika Serikat. Ia mengirim 17 pertanyaan pada para responden dan menanyakan apa yang mereka rasakan ketika melakukan perbuatan baik itu. Sekitar 3.296 jawaban diterima. Setelah dianalisis, Luks melihat secara jelas hubungan sebab akibat antara menolong dan tingkat kesehatan.

Luks menyimpulkan, “Menolong orang lain, memberi sumbangan bagi terpeliharanya kesehatan kita dan dapat mengurangi efek penyakit dan kekacauan serius maupun ringan, baik secara psikologis maupun fisik”. Para sukarelawan merasakan aliran gairah eforia yang diikuti dengan periode rasa tenang dan bahagia setelah menjalankan aktivitas sosial. Perasaan yang disebut Luks Helper’s High ini melibatkan sensasi-sensasi yang sangat kuat yang mengindikasikan adanya penurunan tingkat stress dan melepaskan pembunuh rasa sakit alamiah dalam tubuh yang disebut endorfin. Awal munculnya gairah ini diikuti oleh periode kondisi yang sangat tenang dalam waktu cukup lama. Penurunan tingkat stres ini bagi para sukarelawan dianggap sangat penting untuk meningkatkan kesehatan mereka. Faktanya, lebih dari 90 persen sukarelawan melaporkan keadaan ini.,

Lebih dari itu Luks menyatakan, “Pada titik ini kita mesti memahami bahwa berbedanya status pikiran sangat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh”. Kita tahu sistem imun merupakan senjata dalam melawan tumbuhnya tumor.

Penelitian lain yang dilakukan Sandra Levy, menemukan bahwa bahwa kegembiraan yang penuh pada wanita penyandang kanker payudara sangat bermanfaat karena memampukan mereka bertahan hidup. Kebiasaan berbuat baik, menurut penelitian ini, mampu mengkondisikan seseorang berada dalam emosi stabil dan mengurangi stres. Dengan demikian bisa memperlambat pertumbuhan kanker.

Pangkas Resiko Penyakit.
Bila Anda masih belum yakin terhadap efek positif berbuat baik, berikut ini bukti penelitian seorang profesor psikolog dari Amerika Serikat, David McClelland. Pada tahun 1970-an dia mulai meneliti bagaimana seseorang dapat meningkatkan fungsi sistem imunnya sendiri. Sebagai bagian dari penelitian ini, David mempertontonkan film tentang Ibu Theresa yang sedang menolong bayi-bayi di Calcutta, India, kepada sekelompok Mahasiswa Harvard. Film ini merangsang keharuan mahasiswanya. Dari analisis terhadap cairan ludah mereka, diketahui bahwa imunoglobulin A, antibodi atau sistem kekebalan tubuh yang bermanfaat dalam melawan virus penyerang saluran nafas meningkat. Sementara penayangan film Nazi kepada mahasiswa tidak memberi efek apapun pada kadar imunoglobin A.

Saat David menganalisis tanggapan para mahasiswanya, ia menemukan fakta lain yang cukup menarik. Para mahasiswa yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup bagus ini ternyata tidak sekedar ingin berelasi dengan orang lain, melainkan menginginkan perbuatan positif (terlibat dengan orang lain) tanpa memedulikan imbalan. McClelland dan koleganya menyimpulkan bahwa sekali kita berniat membangun hubungan persahabatan, cinta, atau melakukan sesuatu yang positif, kita akan merasakan emosi yang pada akhirnya akan menaikkan sistem kekebalan tubuh kita.

Penelitian lain yang dilakukan oleh para ahli di Harvard menunjukkan kesimpulan serupa. Para mahasiswa yang cukup aktif dalam kelompok sosial maupun mengembangkan sikap percaya pada kelompoknya menunjukkan peningkatan rasio sel T supresor, satu parameter kekebalan tubuh yang biasa digunakan untuk melawan penyakit. Akhirnya McClelland menyatakan, “ Kami memiliki bukti awal dari penelitian yang panjang bahwa mereka yang memiliki sikap percaya pada kelompoknya beresiko lebih rendah mengalami sakit berat, sembilan tahun sesudahnya setelah dianalisis.”

Menolong orang lain, menurut Luks menambahkan, merupakan cara terbaik mempertebal rasa (sense) percaya dan menambah kekuatan perlindungan tubuh melawan penyakit. Bukti lain bahwa perbuatan sosial yang dilakukan secara teratur bermanfaat positif ditemukan dari penelitian yang berlangsung selama 10 tahun atas 2.700 laki-laki di Tecumseh. Micighan, AS.
Penelitian atas konsisi fisik, kesehatan, aktifitas sosial ini menemukan bahwa mereka yang nelakukan kegiatan sosial secara sukarela, dua kali lebih rendah resiko meninggal dunia daripada yang tidak.

Kanker pun Tunduk
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh James House dari University of Michigan Research Center menemukan bahwa kegiatan sukarela yang dijalankan secara teratur serta interaksi dengan orang lain secara hangat dan kasih menimbulkan peningkatan dramatis pada angka harapan hidup dan vitalitas secara keseluruhan.

Keharuan dan kepedulian pada penderitaan orang lain ternyata bisa membantu menyehatkan emosi kita. Banyak penelitian menegaskan bahwa mengulurkan tangan bagi orang lain mampu meningkatkan rasa bahagia dan ketenangan, serta mengurangi depresi.

Penelitian oleh George Vaillant pun menyimpulkan bahwa penerapan gaya hidup altruisme (berbuat baik dan selalu membantu) menjadi komponen penting bagi terpeliharanya kesehatan mental. Beberapa efek lain yang bisa dirasakan adalah :
- Muncul rasa optimis dan tampak bahagia
- Meningkatnya kegirangan dan eforia
- Rasa nyaman yang luar biasa
- Meningkatnya energi
- Perasaan lebih sehat
- Berkurangnya rasa sendiri, depresi, dan perasaan tanpa pertolongan
- Rasa terhubung dengan orang lain
- Rasa tenang dan rileks yang luar biasa
- Panjang umur
- Terkontrolnya berat badan
- Menurunnya insomnia
- Meningkatnya sistem kekebalan tubuh
- Berkurangnya rasa nyeri dan sakit
- Meningkatnya kehangan tubuh
- Kondisi kardiovaskuler lebih sehat (tekanan darah dan resiko penyakit koroner menurun, sirkulasi darah meningkat)
- Menurunnya kadar asam lambung yang berlebih
- Berkurangnya gejala artritis dan asma
- Lebih cepat sembuh bila mengalami operasi
- Menurunkan aktivitas kanker

Kebaikan Memberi Efek Domino
Beragam bukti ilmiah memberi dukungan yang nyata atas manfaat berbuat baik, tetapi Dalai Lama menegaskan agar kita tidak perlu menggantungkan diri pada eksperimen dan survei untuk menegaskan pandangan ini.

Kita dapat menemukan hubungan erat antara sikap peduli. Sikap kasih dan kebahagiaan dalam hidup kita sendiri serta dalam hidup orang-orang di sekitar kita. Saat memutuskan untuk berbuat baik, Anda tidak hanya sedang berupaya mengembangkan situasi yang baik dan sehat bagi Anda saja, melainkan juga bagi orang-orang yang berhubungan dengan Anda atau lingkungan sekitarnya.

Kebaikan Anda akan berefek domino. Saat Anda berbuat baik pada seseorang, Anda membawa energi positif pada lingkungan di sekitra. Anda telah memengaruhi mengubah kondisi lingkungan dengan sesuatu yang baik.
Karena itu, berbuat baik bukan sekedar memberi efek positif pada diri sendiri, melainkan juga pada komunitas. Alan Luks menyebutkan, ”Hal baru yang bisa kita peroleh dari berbuat baik pada orang lain adalah perbuatan baik ini tidak hanya bermanfaat bagi meningkatnya kesehatan individu, melainkan juga mempengaruhi secara positif seluruh kondisi lingkungan sosial kita.
Bandung, 23.02.2008 (setelah tak lama balik ke blog-ku)

Thursday, April 19, 2007


Saya baru saja selesai membaca novel memoar Dr. Ang Swee yang berjudul From Beirut to Jerussalem, seorang ahli bedah tulang. Perempuan hebat berkebangsaan Inggeris yang lahir dari keluarga Singapura, dan mengabdikan dirinya menjadi dokter sukarelawan di kamp-kamp pengungsian Palestina. Mungil, tetapi tangguh. Bersama dengan rekan-rekannya doctora Swee membentuk MAP (Medical Aid for Palestinian). Kita bisa belajar banyak hal tentang pengabdian dan kasih sayang dari buku ini. Juga tentang kekejaman dan egosentris dari bangsa-bangsa besar yang tamak. Disini juga kita bisa belajar tentang apa yang bisa kita berikan untuk orang-orang yang jauh yang memerlukan uluran tangan. Disini juga kita bisa belajar tentang arti perjuangan dan kemenangan. Kemenangan bukanlah hanya menang ketika kita memenangkan pertempuran, tetapi menang adalah ketika kita berhasil bertahan dan tetap tegak berdiri dengan penuh rasa syukur atas anugrah kehidupan di tengah badai kesulitan, dan tidak pernah menyerah pada keadaan.

Kasih Sayang dan Penghargaan yang Tulus adalah pelajaran yang sangat berharga dan sangat menggugah. Seorang dokter ahli bedah yang hebat namun selalu mampu melihat kelebihan-kelebihan dari setiap orang yang dia temui. Menghargainya dengan setulus hati. Setiap untaian kalimat yang ditulis menggambarkan kasih sayang muncul dalam setiap interaksi, dengan rekan sesama dokter atau perawat medis, dan juga dengan penduduk kamp-kamp pengungsi tersebut. Setiap kalimat penuh dengan penghargaan yang tulus. Sehingga kita dapat meresapi kasih sayang dan penghargaan yang dalam dari goresan tangannya. Jangan heran bila buku ini akan penuh dengan coretan stabilo, karena kita tak akan pernah ingin melewatkan dan melupakan kalimat-kalimat itu.

Ya...penghargaan yang tulus lahir dari hati yang bening. Kasih sayang muncul dari hati yang penuh dan kaya dengan cinta. Dia akan mengalirkan energi positif yang akan mengikat satu sama lain. Melahirkan kekuatan untuk berbuat yang terbaik bagi diri dan bagi orang lain. Karya terbaik kita untuk kehidupan yang telah Allah Anugarehkan kepada kita.

Bandung, 19 April 2007

Untuk saudara-saudaraku di Tanah Palestina dan di camp pengungsian, untuk orang-orang hebat di Medical Aid Palestinian (MAP) dan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) http://www.mer-c.org